Saturday, August 27, 2011

Dy si mooDy - 50

Menanti itu menjemukan. Tetapi yang lebih menjemukan lagi adalah menanti tanpa adanya kepastian. Seperti penantian sekuncup bunga dan kepompong. Keduanya tak pernah tahu akan berubah menjadi apa, sebelum masanya tiba. Seperti itulah aku sekarang. Tak ada yang bisa kulakukan, selain terus menunggu dan bersabar.

Setiap orang pasti berharap hidupnya berakhir dengan happy ending, termasuk aku. Tapi adakah yang pernah mempersiapkan dirinya untuk menerima kegagalan ? Mungkin hanya sedikit atau bahkan tidak ada. Bagiku kegagalan itu seperti suntikan serum. Menjadikan tubuhmu demam semalam, tapi setelahnya ia memberikanmu sebuah sistem kekebalan. Mempersiapkan diri untuk menjadi pemenang memang penting, tapi persiapan mental untuk menerima segala resiko terburuk sebaiknya juga perlu dijadikan catatan.

Kata orang, "Hiduplah seperti apa yang kamu inginkan". Namun faktanya, hidup TIDAK SEMUDAH ketika kau mengucapkan pepatah itu, Bung ! Diperlukan usaha, kerja keras, doa dan keyakinan. Hidup adalah pembelajaran, dan kegagalan adalah salah satu gurunya. Jangan takut, hadapi setiap langkah dengan senyuman. Ingat teori lompat tinggi, "Untuk mendapat hasil lompatan yang sempurna, terkadang kau perlu mundur beberapa langkah -untuk mengambil ancang-ancang."

Bapak pernah berkata, "Setelah Ujian Sekolah, ini adalah Ujian Kehidupan untuk mata pelajaran KESABARAN."

Kini aku hanya bisa berharap. Semoga di ujung penantian ini, pada akhirnya aku berhasil merekah seperti sekuntum mawar yang anggun atau seperti kupu kupu yang terbang bebas dengan sayap indahnya. Bila memang harus kujumpai kegagalan, aku yakin ada Tuhan yang akan menguatkan hatiku. Karena kegagalan bukanlah aib yang harus ditutupi atau disesali, tapi justru itu adalah hadiah Tuhan agar kita memperbaiki diri.



O6-06-2011
_dyas aja_

No comments:

Post a Comment