Berhentilah menuntut kesempurnaan pada cinta. Karena cinta yang sejati justru terlahir dari ketidaksempurnaan. Seperti kata orang, sesungguhnya cinta sejati itu buta dan tuli.
Cinta sejati tidak memiliki sepasang mata. Karenanya ia datang pada setiap orang tanpa melihat kedudukan, strata sosial, profesi, kecantikan/ketampanan, banyaknya harta, usia, suku, ras atau agama. Ia seperti mentari, yang menyinari seluruh isi bumi tanpa memilih.
Cinta sejati juga tidak memiliki sepasang telinga. Ia tak peduli dengan suara bising dari luar yang sibuj mengkritik, menggunjing, mendebat, menertawakan, mencibir atau yang menghina. Karena baginya, apa yang dimilikinya adalah yang paling sempurna.
Cinta bukan seperti ilmu fisika yang dapat dirumuskan. Cinta bukan seperti ilmu matematika yang dapat dikalkulasikan. Cinta juga bukan sekedar teori yang ditulis hanya untuk dihafal. Tapi cinta adalah ilmu seni, yang ada untuk diekspresikan.
Bicara tentang cinta tidak akan pernah ada habisnya. Karena cinta bukan sekedar kata yang dapat didefinisikan agar kau mengerti, tapi untuk dirasakan agar kau bisa memahami. Cinta tidak hanya melihat, tapi mengamati. Cinta tidak hanya mendengar, tapi memperhatikan. Cinta tidak hanya memberikan, tapi kerelaan berkorban.
11-06-2011
_dyas aja_
No comments:
Post a Comment