Monday, May 2, 2011

Dy si mooDy - 12

Kau adalah bocah kecil berusia empat tahun. Kecil dan polos. Kau tak punya ayah. Tidak juga sebuah rumah. Kau tinggal bersama Ibumu di rumah majikanmu. Kau tak punya kerabat atau keluarga -kecuali jika kau menganggap majikanmu itu saudaramu. Kau diacuhkan, kau diremehkan, karena kau hanya seorang anak pembantu. Temanteman sepermainanmu sering mengolok-olok mu. Mereka berkata bahwa kau bocah malang tak ber-ayah. Kau pun tak punya teman bermain, selain seekor keong kecil tanpa cangkang yang kau temukan dihalaman belakang. Anak-anak majikanmu juga sering melukaimu, tapi ibumu malah membela mereka. Karena mereka anak majikan, sementara kau hanya anak pembantu. Kau memberontak, tapi tak ada yang membelamu.

Kau iri melihat temanmu yang memiliki nasib lebih baik darimu, yang memiliki apa yang mereka inginkan. Sebuah rumah yang penuh dengan perabotan dan mainan bagus. Mereka punya seseorang yang bisa dipanggil ayah. Kau sering melihat mereka bermain sepanjang hari dengan ayahnya. Sementara kau tak punya. Ketika kau bertanya pada ibumu mengapa kau tak punya ayah, dengan tegas ibumu berkata bahwa ayahmu mati.

Kau adalah bocah kecil yang berada dalam masa tumbuh dan berkembang. Kau banyak bertanya. Tapi tak ada seorang pun yang memperdulikanmu. Kau hanya diam, mati dalam rasa keingintahuanmu yang tinggi. Kau butuh panutan, kau butuh kasih sayang. Tapi tak ada yang memberimu hal itu. Karena mereka tidak menyukaimu. Kau bercita-cita menjadi seorang dokter. Tapi ibumu sendiri mematahkan impianmu. Ibumu berkata bahwa jangan pernah mencoba terbang karena ia tak ingin melihat mu jatuh.

Kau bocah kecil yang tersisih. Namun kau tak pernah bersedih atau mengeluh. Tapi entahlah, kau nampak tetap terlihat lucu dengan kaos usang pemberian orang itu. Kau masih terlalu kecil untuk mengerti apa itu kesewenang-wenangan dan ketidak-adilan. Kau tak pernah tau bagaimana masa depanmu kelak. Kau bocah kecil tanpa dosa yang membutuhkan setitik kasih sayang. Kau tidak membutuhkan uang, harta berlimpah, atau rumah mewah. Kau hanya menginginkan sebuah keluarga sederhana penuh cinta, dimana kau bisa mendapatkan kasih seorang ibu dan ayah.



Bayangkan bila kau berada diposisi demikian ? Apa yang kau rasakan ? Yang demikian ini benar adanya. Kukatakan bahwa hal ini bukan hanya kisah fiktif sebuah sinetron, tapi pada realita nya justru lebih menyakitkan. Lihatlah banyak anak yang tidak seberuntung kita, maka jangan pernah mengeluh dan selalu bersyukurlah atas apa yang kau miliki sekarang. Tuhan Maha Adil, mari bersahabat dengan 'alhamdulillah' :)



30-12-2010
_dyas aja_

No comments:

Post a Comment