"aku tak bisa luluhkan hatimu
dan aku tak bisa menyentuh cintamu ..."
bait-bait lagu itu melantun dari bibirnya. Meski denting gitarnya terkadang sedikit terdengar sumbang, namun aku sangat menikmatinya. Ia menyanyikan sebuah lagu -Menanti Sebuah Jawaban- dengan lirik sederhana namun syarat akan makna pengharapan. Binar matanya menyorotkan ketulusan. Senyuman nya menyiratkan sebuah keikhlasan.
" .. Sesungguhnya aku ingin memelukmu
mendekap penuh harapan
tuk mencintaimu
setulusnya aku akan terus menunggu
menanti sebuah jawaban
tuk memilikimu ..."
Sepoi angin membelai rambutnya yang jatuh menutup dahi. Aku diam memperhatikannya, mungkin karena -kuakui- aku sedikit terpesona. Lantas ia tersenyum sambil balik menatapku, membuatku sadar bahwa dari tadi mataku tak lepas menatapnya. Kemudian cepat-cepat kurogohkan tanganku ke saku, mencoba untuk menyembunyikan malu karena baru saja aku tertangkap basah.
Hanya sekeping uang Rp 500 yang kudapat di saku jaketku, dan hanya itulah yang kuberikan padanya. Ia pun berterima kasih dan menerimanya sambil tersenyum lebar.
Aku memang belum mengenalnya. Yang kutahu, dia hanya seorang musisi jalanan yang usianya tak jauh berbeda denganku. Hampir setiap pulang sekolah aku bertemu dengannya dan kurasa dia berbeda dengan yang lain. Rapi, bersih dari segala bentuk aksesoris, murah senyum dan terlihat polos. Yang paling menarik, tak pernah sekalipun dia pernah menengadahkan tangan tiap usai bernyanyi - seperti penyanyi lain. Ia nampak begitu tulus dan ikhlas dengan apa yang dikerjakannya. Tak ada sedikitpun keluhan terukir di raut wajahnya. Meski ku tahu, ia sedang berjuang dalam kerasnya kehidupan.
Ya allah, dari nya hamba banyak belajar. Jadikanlah hambamu ini menjadi orang yang pandai bersyukur dan jauhkanlah dari kufur. Berikan kesabaran dan kemudahan untuknya. Serta berikan limpahan kasih dan perlindunganmu agar ia tidak tersesat di jalan yang salah. Kutitipkan salamku untuknya :)
8-1-2011
_dyas aja_
No comments:
Post a Comment